Sejarah Batik Tulis Giriloyo
Giriloyo merupakan salah satu dusun di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta yang sebagian besar masyarakat nya berprofesi sebagai pengrajin batik tulis. Saat ini batik tulis giriloyo sudah sangat terkenal seantero nusantara bahkan ke manca negara. Hal ini tentunya tidak terjadi dalam waktu yang singkat. Pasalnya, warga dusun Giriloyo telah mengenal batik ribuan tahun lalu. Walau tidak ada bukti tertulis yang menyebutkan secara tepat kapan warga Giriloyo mulai menekuni kerajinan batik tulis ini, namun beberapa sumber sejarah lisan menyebutkan bahwa batik tulis masuk kawasan Giriloyo sekitar abad ke 7.
Pada masa itu, kerajaan Mataram memutuskan untuk membuat area pemakaman raja dan keluarga keraton di perbukitan Imogiri. Perlu diketahui bahwa letak dusun Giriloyo berada di kaki bukit Imogiri sebelah utara. Sehingga Giriloyo dilewati jalur perjalanan para keluarga keraton dan abdi dalem dari pusat kerajaan di kota Yogyakarta ke area pemakaman di Imogiri.
Seperti yang kita ketahui bahwa awalnya batik hanya dipakai para anggota keluarga keraton, lalu masyarakat Giriloyo mulai mengenal kerajinan batik tulis dari para abdi dalem dan keluarga keraton yang melintas hendak ke area pemakanan Imogiri. Pada saat itu sebagian besar ibu rumah tangga mulai menjadi buruh nyanting batik, kemudian menjual hasil batik nya yang berupa kain batik setengah jadi (hanya pola) ke para pengrajin batik di dalam keraton Yogyakarta. Hal tersebut terjadi ratusan tahun.
Seiring perkembangan jaman, batik mulai dipakai masyarakat biasa (bukan keluarga keraton saja). Dengan demikian muncul-lah ide untuk memproses batik dari awal hingga akhir dan menjualnya dalam bentuk kain batik siap pakai. Perkembangan batik tulis di Giriloyo secara pesat baru dirasakan setelah terjadinya gempa dahsyat yang mengguncang Jogja dan sekitar nya pada Mei 2006. Pada saat itu perekonomian masyakarat Giriloyo bisa dikatakan lumpuh. Lalu mulai datang bantuan dari luar Giriloyo, khususnya dari Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta yang memberi semangat para ibu rumah tangga untuk bangkit. Sejak itulah masyarakat Giriloyo diberi pelatihan majemen pemasaran yang dulunya masih sangat terbatas.
Hingga kini, mayoritas ibu rumah tangga di kawasan Giriloyo berprofesi sebagai pengrajin batik. Pemasaran Batik Tulis Giriloyo kini semakin meluas tidak terbatas hanya ke masyarakat sekitar Yogyakarta saja namun sudah menjamah hampir seluruh wilayah Indonesia bahkan sudah sampai ke manca negara.