DESA WISATA BATIK GIRILOYO

Desa Wisata Batik Giriloyo


https://tradifashion.blogspot.com/2019/01/desa-wisata-batik-giriloyo.html

Desa wisata batik Giriloyo merupakan salah satu desa wisata batik tertua di Yogyakarta. Terletak di bagian selatan Kota Yogyakarta, tepatnya di desa Wukirsari, Imogiri, Bantul, desa wisata batik Giriloyo dikembangkan di daerah yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota. Desa wisata batik Giriloyo bisa ditempuh kurang-lebih 45-60 menit dari pusat kota Yogyakarta. Desa Wisata Batik Giriloyo terdiri dari beberapa kelompok pengrajin batik yang bersatu dalam satu kepengurusan.

Pengelolaan desa wisata batik Giriloyo diawali dari perkumpulan para pengrajin batik untuk meningkatkan penjualan hasil batik mereka. Rata-rata awalnya para pengrajin batik hanya berprofesi sebagai buruh batik saja, mereka hanya mengambil kain dan lilin dari para juragan yang ada di keraton Yogyakarta. Namun setelah itu, mereka merubah pola yang telah berlangsung ber ratus-ratus tahun tersebut dan mulai mengembangkan batik sebagai bisnis mereka sendiri. Sehingga mereka mulai memproduksi dan memasarkan sendiri hasil-hasil batik mereka.

Seiring berjalannya waktu, terbentuk-lah desa wisata batik Giriloyo yang tidak hanya sebagai showroom penjualan hasil batik, namun juga menawarkan hal lain seperti kunjungan study tour membatik serta pelatihan/kursus membatik. Awalnya pengunjung hanya berasal dari wisatawan domestic, namun kini desa wisata batik Giriloyo telah dikenal hingga manca negara. Banyak turis asing yang telah mengunjungi desa wisata ini, bahkan mereka juga ikut belajar membatik dan beberapa juga telah menjadi langganan kain batik khas Giriloyo.

Sebagai sebuah desa wisata, Giriloyo sudah memiliki tempat yang menjadi pusat administrasi dan showroom induk pemasaran yang dikenal dengan Gazebo Batik Giriloyo. Pembangunan Gazebo Batik Giriloyo mendapat tanggapan positif dan bantuan dana dari dinas pariwisata Yogyakarta dan juga pihak lain seperti PT Pertamina. Bantuan tersebut sangat membantu dalam hal infrastruktur dan modal pemasaran bagi Desa Wisata Batik Giriloyo secara menyeluruh.

Desa Wisata Batik Giriloyo menawarkan paket wisata batik (kunjungan), pelatihan batik bagi pelajar, pelatihan batik bagi umum, pelatihan batik bagi warga asing, kelas privat intensif membatik serta penjualan langsung hasil karya seni batik tulis/batik cap dengan warna alam ataupun warna sintetis. Desa Wisata Batik Giriloyo juga menerima undangan untuk mengadakan pelatihan batik ke luar daerah dengan mengirimkan ahli batik ke daerah yang dikehendaki.
Share:

PROSES MEMBATIK

Proses Tahapan Membuat Batik

Membatik bukan-lah perkara yang mudah dan cepat. Sama seperti karya seni lain, batik membutuhkan proses yang panjang dan berkelanjutan hingga akhirnya menjadi satu kain batik tulis yang siap dipakai. Proses membatik juga membutuhkan beberapa orang, setiap orang andil pada bagian masing-masing. Sehingga bisa dibilang batik tulis merupakan hasil karya kolektif dari beberapa pengrajin.

https://tradifashion.blogspot.com/2019/01/proses-membatik.html

Proses membatik diawali dengan proses mola (proses membuat pola). Untuk mengantisipasi kesalahan, motif biasanya digambar terlebih dahulu menggunakan pensil, bisa langsung di kain atau di kertas lain. Selanjutnya baru digambar pola menggunakan canting dengan malam/lilin yang panas. Dalam membuat pola, biasanya digunakan canting dengan ukuran lubang yang relatif kecil. Tidak semua pengrajin batik bisa membuat pola, hanya mereka yang sudah terbiasa yang bisa membuat pola/motif batik karena dibutuhkan ketelitian dan jiwa seni tinggi.

Dalam proses membuat pola, harus diperhatikan sisi simetris nya, terutama pada pola klasik. Dengan demikian, sisi simetris tersebut akan bertemu bila dilipat atau ketika dijahit menjadi pakaian. Proses membuat pola biasanya memakan waktu sekitar 2-4 hari tergantung tingkat kerumitan pola yang hendak dibuat.

Proses selanjutnya setelah pola sudah tercetak di kain adalah proses pewarnaan yang pertama. Proses pewarnaan ini tergantung jenis warna yang dikehendaki pada bagian-bagian tertentu dari pola yang ada. Proses pewarnaan bisa menggunakan pewarna alami atau pewarna sintetis. Setelah proses pewarnaan pertama selesai, maka proses selanjutnya adalah menutup bagian pola untuk warna pertama dengan menggunakan malam (istilahnya nutup/nembok). Proses ini biasanya memakan waktu sekitar 2-3 hari.

https://tradifashion.blogspot.com/2019/01/proses-membatik.html

Setelah warna pertama ditutup, warna tersebut harus dikunci dengan zat tertentu supaya nantinya warna tersebut tidak bercampur dengan warna selanjutnya. Setelah warna pertama dikunci, masuk proses pewarnaan kedua. Warna kedua juga diperlakukan sama seperti warna yang pertama. Begitu seterusnya sampai warna terakhir yang dikehendaki. Pada pola-pola tertentu, dibutuhkan proses cecek (membuat ornament titik-titik sesuai pola). Proses cecek biasanya dilakukan setelah proses pola selesai atau setelah proses warna pertama sesuai dengan yang diinginkan.

Setelah melalui beberapa proses pewarnaan dan semua warna sudah dikunci, tibalah saatnya proses finishing yaitu proses nglorod / menghilangkan semua malam atau lilin yang menempel dikain dengan cara merebus kain batik ke dalam air mendidih. Proses nglorod biasanya dibantu dengan mengerok lilin/malam menggunakan pisau atau alat lain supaya kain benar-benar bersih dari malam.

https://tradifashion.blogspot.com/2019/01/proses-membatik.html

Share:

ALAT DAN BAHAN BATIK


Alat dan Bahan Batik

Seperti yang kita ketahui, batik tidak hanya memiliki nilai seni yang tinggi namun juga memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan. Segmentasi pasar batik kini sangat luas, terlebih dengan bantuan media internet, pemasaran batik bisa dibilang tidak terbatas. Tak ayal kini banyak industri batik yang memiliki kapasitas produksi yang terus berkembang setiap tahunnya.

Lalu, apa saja sebenarnya alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat kain batik? Berikut ulasannya:

https://tradifashion.blogspot.com/2019/01/alat-dan-bahan-batik.html


Kain
Kain digunakan sebagai media untuk menggambar pola atau motif batik. Bila dalam seni lukis kita butuh kanvas, maka dalam seni batik kain ini merupakan kanvas-nya. Kain yang biasa digunakan dalam membatik adalah kain katun (mori) dan sutra. Intinya, kain  yang digunakan bukanlah kain yang melar/meregang/stretch karena bisa merusak pola yang telah digambar.

Malam/lilin
Bahan ini digunakan untuk menggambar pola dan menutup warna. Warna yang ditutup menggunakan malam/lilin merupakan warna yang akan dipertahankan sebelum masuk proses pewarnaan selanjutnya. Dalam penggunaannya, malam harus dipanasi diatas bara api supaya encer dan mudah digoreskan di atas kain.

Canting
Canting merupakan alat untuk memindahkan malam/lilin dari wadah ke kain, jadi bisa dibilang canting ini semacam pena/bolpoin. Terdapat beberapa ukuran canting sesuai kebutuhan pola. Ada canting yang digunakan untuk membuat pola, canting membuat cecek (titik), canting untuk nembok (mem-blok) dan lain-lain.

Wajan
Wajan digunakan sebagai wadah malam/lilin ketika dipanaskan.

Kompor
Kompor untuk memanaskan malam/lilin, bisa berupa kompor minyak, gas atau listrik. Bahkan sebenarnya juga bisa menggunakan kayu bakar.

Stempel/Cap
Stempel ini digunakan untuk membuat pola/motif. Stempel ini terbuat dari tembaga yang sudah dibuat sedemikian rupa sesuai motif yang dikehendaki. Stempel ini merupakan pengganti canting yang digunakan pada pembuatan motif batik tulis.

Gawangan
Gawangan merupakan alat untuk menyangga kain saat proses pembatikan. Biasanya gawangan terbuat dari kayu.

Bahan pewarna
Bahan pewarna yang digunakan bisa berupa bahan alami dan bahan kimia. Bahan alami yang digunakan biasanya diperoleh dari tumbuh-tumbuhan baik berupa daun, kayu, buah maupun akar.
Demikianlah alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat batik dari awal hingga akhir. Dalam kesehariannya, para pengrajin batik biasanya berkumpul membentuk kelompok batik supaya irit dalam pemakaian kompor dan malam nya.
Share:

MOTIF BATIK

Motif Batik

Sebagai salah satu warisan budaya nusantara, batik memiliki berbagai ragam corak atau motif. Setiap motif batik memiliki keunikan masing-masing. Lebih dari itu, motif batik klasik memiliki nilai filosofi masing-masing yang menambah nilai seni dari batik itu sendiri. Kebanyakan motif batik merupakan gambaran keindahan alam sekitar kita, seperti gambar bunga, tanaman, burung dan lain sebagainya.

Adanya keragaman corak atau motif batik di Indonesia sangat dipengaruhi oleh daerah batik tersebut berasal. Batik dari daerah Jawa Barat tentunya sangat berbeda dengan batik yang berasal dari Jawa Tengah terutama Solo dan Yogyakarta. Motif batik tulis dari Solo dan Yogyakarta bisa dibilang sama karena pengaruh budaya dari kedua kota tersebut juga tidak jauh berbeda.

Berikut ini merupakan beberapa contoh motif batik yang berasal dari Yogyakarta:

https://tradifashion.blogspot.com/2019/01/motif-batik.html


Batik Sido Asih: motif batik ini memiliki nilai filosofis sebagai nasihat bagi pemakainya untuk selalu hidup damai dan saling mengasihi sesama makhluk ciptaan tuhan. Lebih dari itu, motif batik ini juga menggambarkan harapan supaya dalam kehidupannya, sang pemakai selalu dilimpahi kasih saying.

Batik Sido Mukti: nilai filosofis kain batik sido mukti adalah pengharapan bagi pemakai nya supaya bisa hidup mulia, sejahtera dan bahagia baik secara lahir maupun batin.

Batik Parang: motif batik parang memiliki makna yang sangat baik bagi kehidupan sehari-hari yaitu petuah untuk selalu semangat dan pantang menyerah dalam situasi apapun. Dalam motif ini terdapat gambaran jalinan yang tidak terputus yang juga melambangkan jalinan kasih dalam keluarga.

Batik Sekar Jagad: secara keseluruhan batik sekar jagad memiliki makna gambaran keindahan akan keaneka-ragaman yang ada di dunia ini. Secara filosofi, batik sekar jagad mengajarkan kita untuk memeluk perbedaan dan tidak menjadikan suatu penghalang untuk bersatu karena kita harus melihat perbedaan sebagai suatu kesatuan keindahan.

Batik Truntum: motif truntum memiliki makna sebagai cinta yang selalu tumbuh, cinta yang semakin hari semakin berkembang. Hal ini perlu dipupuk karena sejatinya yang dibutuhkan manusia dalam hidup ini adalah cinta, bukan kebencian.

Batik Kawung: jenis motif ini memiliki pesan mendalam bagi manusia, bahwa kita harus selalu ingat asal usul kita dan menjadi manusia yang berguna bagi sesama.

Demikian beberapa contoh motif batik beserta makna filosofinya. Sebagian besar motif batik memiliki pesan-pesan yang sangat bagus untuk kehidupan manusia. Selain itu, kini juga telah dikembangkan beberapa motif batik modern. Walau motif batik modern tidak memiliki nilai filosofis yang kuat seperti motif klasik, namun dari sisi seni motif batik modern tidak kalah cantik. Terlebih saat ini kebutuhan batik merupakan untuk pakaian sehari-hari, bukan hanya untuk acara formal saja dan yang memakaipun bisa siapa saja, tidak memandang status ekonomi dan status social.
Share:

BATIK WARNA ALAM DAN WARNA SINTETIS

Batik Warna Alam dan Warna Sintetis

https://tradifashion.blogspot.com/2019/01/batik-warna-alam-dan-warna-sintetis.html

Selain proses pembuatan motifnya (batik tulis atau batik cap), batik juga dibedakan berdasarkan bahan warna yang digunakan. Saat ini dikenal batik warna alam dan batik warna sintetis. Keduanya memiliki keunikan masing-masing dan tentunya memiliki penggemar yang berbeda.

Sesuai dengan namanya, batik warna alam merupakan batik yang proses pewarnaan-nya menggunakan bahan-bahan alami yang ditemukan disekitar kita. Sedangkan batik warna sintetis menggunakan bahan-bahan kimia (pewarna kain/pakaian). Perbedaan yang paling mencolok dari batik warna alam dan sintetis adalah tingkat kecerahan warna batik sintetis yang lebih mecolok/lebih cerah, sedangkan batik warna alam memiliki warna yang lebih kalem, soft bahkan pucat.

Selain dari tingkat kecerahan warna, yang membedakan dua jenis batik ini adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk proses pewarnaan. Batik warna sintetis memerlukan waktu yang cukup singkat, untuk menghasilkan satu warna hanya membutuhkan 1-2 kali celup ke larutan pewarna. Hal tersebut tidak berlaku pada batik warna alam yang mayoritas membutuhkan 20-30 kali celup untuk menghasilkan satu warna saja.

Bahan-bahan yang biasa dipakai untuk pewarnaan pada batik warna alam adalah daun indigo/nila untuk menghasilkan warna biru, daun pohon jati: merah kecoklatan, kulit buah manggis: merah-keunguan, daun jambu biji: kuning kecoklatan, kulit pohon mahoni: coklat kemerahan, kunyit: warna kuning, daun alpukat: hijau kecoklatan, akar pohon mengkudu: warna merah dan lain sebagainya. Dari sisi lain, warna alam tergolong ramah lingkungan sehingga limbah nya tidak mencemari lingkungan sekitar.

https://tradifashion.blogspot.com/2019/01/batik-warna-alam-dan-warna-sintetis.html


Limbah proses pewarnaan batik warna sintetis/kimia memerlukan penanganan khusus dan tidak boleh dibuang sembarangan karena bisa mencemari lingkungan. Maka dari itu, dari pihak pemerintah merekomendasikan para pengrajin batik untuk lebih banyak memproduksi batik dengan warna alam yang lebih ramah lingkungan.

Dari segi segmentasi pasar, warna sintetis lebih disukai oleh para generasi muda karena warna nya yang lebih cerah dan lebih beragam. Sedangkan batik warna alam memiliki penggemar dari kalangan yang lebih tua. Sebagian besar turis mancanegara juga merupakan penggemar batik tulis warna alam karena di negara asal mereka sulit ditemukan bahan pewarna alami yang serupa.
Share:

BEDA BATIK TULIS DAN BATIK CAP

Apa yang Membedakan Batik Tulis dan Batik Cap?

https://tradifashion.blogspot.com/2019/01/beda-batik-tulis-dan-batik-cap.html

Diskusi mengenai batik, pasti yang pertama terbersit adalah motif-motif yang indah serta warna-warna yang cantik. Namun bila yang dimaksud adalah Batik Tulis, pasti langsung terpikir motif klasik dengan warna yang soft dan cenderung hanya untuk orang tua. Sehingga para generasi muda lebih memilih batik cap dengan warna cerah dan ceria.

Apa yang membedakan batik tulis dan batik cap?

Secara sekilas, hasil karya batik tulis dan batik cap tidak terlalu berbeda. Bahkan mereka yang tidak familiar dengan kerajinan ini sangat sulit untuk membedakan antara batik tulis dan batik cap. Hal mendasar yang membedakan batik tulis dan batik cap adalah proses pembuatan pola/motif. Motif pada batik tulis benar-benar digambar secara manual menggunakan canting, sedangkan batik cap menggunakan stempel yang sudah dibuat sebelumnya. Dengan demikian, proses pengerjaan batik tulis relatif lebih lama.

Kelebihan batik tulis adalah motifnya yang lebih unik dan memiliki tingkat kesulitan yang kompleks dibanding batik cap. Sedangkan batik cap memiliki kelebihan dalam hal kecepatan proses pengerjaan dan harga yang relatif lebih murah. Baik batik tulis atau batik cap memiliki penggemar nya masing-masing.

Seiring dengan perkembangan jaman dan inovasi para pengrajin batik, kini juga dikembangkan batik kombinasi antara batik cap dan batik tulis. Jadi pola utama batik digambar menggunakan stempel/cap, lalu ditambah detail untuk mempercantik motif secara manual menggunakan canting. Metode ini lah yang sekarang lebih banyak digunakan karena dirasa lebih praktis namun juga tidak menghilangkan nilai seni kerajinan batik tulis.
Share:

SEJARAH BATIK TULIS GIRILOYO

Sejarah Batik Tulis Giriloyo

https://tradifashion.blogspot.com/2019/01/sejarah-batik-tulis-giriloyo.html

Giriloyo merupakan salah satu dusun di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta yang sebagian besar masyarakat nya berprofesi sebagai pengrajin batik tulis. Saat ini batik tulis giriloyo sudah sangat terkenal seantero nusantara bahkan ke manca negara. Hal ini tentunya tidak terjadi dalam waktu yang singkat. Pasalnya, warga dusun Giriloyo telah mengenal batik ribuan tahun lalu. Walau tidak ada bukti tertulis yang menyebutkan secara tepat kapan warga Giriloyo mulai menekuni kerajinan batik tulis ini, namun beberapa sumber sejarah lisan menyebutkan bahwa batik tulis masuk kawasan Giriloyo sekitar abad ke 7.

Pada masa itu, kerajaan Mataram memutuskan untuk membuat area pemakaman raja dan keluarga keraton di perbukitan Imogiri. Perlu diketahui bahwa letak dusun Giriloyo berada di kaki bukit Imogiri sebelah utara. Sehingga Giriloyo dilewati jalur perjalanan para keluarga keraton dan abdi dalem dari pusat kerajaan di kota Yogyakarta ke area pemakaman di Imogiri.

Seperti yang kita ketahui bahwa awalnya batik hanya dipakai para anggota keluarga keraton, lalu masyarakat Giriloyo mulai mengenal kerajinan batik tulis dari para abdi dalem dan keluarga keraton yang melintas hendak ke area pemakanan Imogiri. Pada saat itu sebagian besar ibu rumah tangga mulai menjadi buruh nyanting batik, kemudian menjual hasil batik nya yang berupa kain batik setengah jadi (hanya pola) ke para pengrajin batik di dalam keraton Yogyakarta. Hal tersebut terjadi ratusan tahun.

https://tradifashion.blogspot.com/2019/01/sejarah-batik-tulis-giriloyo.html

Seiring perkembangan jaman, batik mulai dipakai masyarakat biasa (bukan keluarga keraton saja). Dengan demikian muncul-lah ide untuk memproses batik dari awal hingga akhir dan menjualnya dalam bentuk kain batik siap pakai. Perkembangan batik tulis di Giriloyo secara pesat baru dirasakan setelah terjadinya gempa dahsyat yang mengguncang Jogja dan sekitar nya pada Mei 2006. Pada saat itu perekonomian masyakarat Giriloyo bisa dikatakan lumpuh. Lalu mulai datang bantuan dari luar Giriloyo, khususnya dari Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta yang memberi semangat para ibu rumah tangga untuk bangkit. Sejak itulah masyarakat Giriloyo diberi pelatihan majemen pemasaran yang dulunya masih sangat terbatas.

Hingga kini, mayoritas ibu rumah tangga di kawasan Giriloyo berprofesi sebagai pengrajin batik. Pemasaran Batik Tulis Giriloyo kini semakin meluas tidak terbatas hanya ke masyarakat sekitar Yogyakarta saja namun sudah menjamah hampir seluruh wilayah Indonesia bahkan sudah sampai ke manca negara.
Share:

SEJARAH BATIK TULIS DI INDONESIA

Sejarah Batik Tulis di Indonesia

https://tradifashion.blogspot.com/2019/01/sejarah-batik-tulis-di-indonesia.html


Di Indonesia, para sejarahwan percaya bahwa kata “batik” berasal dari Bahasa Jawa yang semula terdiri dari dua kata yaitu amba (menulis) dan nitik (membuat titik). Kemudian untuk memudahkan pengucapannya, dua kata tersebut lebur menjadi satu yaitu “batik.” Dengan demikian, teknik menggambar menggunakan malam/lilin yang telah ditemukan sebelumnya di berbagai belahan dunia lain kemungkinan memiliki nama tersendiri.

Kegiatan membatik artinya kegiatan membuat rangkaian titik-titik yang kemudian digabungkan menjadi suatu pola atau motif tertentu. Motif yang dihasilkan sangat beragam. Sebagain besar motif batik kuno memiliki nilai filosofi tinggi. Selain itu, terdapat aturan tidak tertulis tentang penggunaan/pemakaian motif batik tertentu. Sebagai contoh motif batik sidomukti yang memiliki makna harapan atas kesejahteraan. Batik sidomukti lazimnya dipakai saat upacara pernikahan yang memberi symbol doa untuk kedua mempelai.
 

https://tradifashion.blogspot.com/2019/01/sejarah-batik-tulis-di-indonesia.html

Bahan dasar yang digunakan untuk membuat batik antara lain kain mori/sutra polos, malam (lilin) serta zat warna. Sedangkan alat yang diperlukan yaitu canting, wajan kecil, kompor minyak/kayu, dan gawangan (penyangga kain). Lalu urutan proses pembuatan batik meliputi membuat pola, cecek/membuat titik, nembok (mem-block menggunakan malam), pewarnaan, pelorodan (penghilangan malam dari kain).

Warna pada batik pada umumnya dibedakan dari jenis bahan yang digunakan, yaitu bahan alami dan kimia. Perbedaan yang sangat mencolok adalah pada pewarnaan menggunakan bahan kimia/sintesis, warna yang dihasilkan cenderung lebih terang dan mencolok. Sedangkan warna alam lebih redup dan kalem. Dari segi harga, batik dengan warna alam memiliki harga yang lebih mahal dikarena proses nya yang lebih rumit dan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Share:

SEJARAH BATIK TULIS

Sejarah Batik Tulis

https://tradifashion.blogspot.com/2019/01/sejarah-batik-tulis.html

Batik Tulis merupakan hasil kerajinan dari seni menggambar dengan malam (lilin) pada media kain yang diwarnai dengan teknik tertentu dan diakhiri dengan proses pelorodan (penghilangan malam/lilin dari kain). Saat ini batik sudah banyak dikenal masyarakat luas dan bahkan dijadikan bahan untuk pakaian sehari-hari. Yang menarik dari batik tulis adalah adanya filosofi dari setiap motif yang dihasilkan. Namun seiring dengan perkembangan jaman, muncul-lah batik dengan motif modern sebagai bentuk explorasi kreatifitas.

Menilik dari sejarah dunia, batik tulis telah dikenal sejak abad ke-4 SM dengan ditemukannya bukti adanya symbol yang digambar menggunakan malam/lilin pada kain pembungkus mumi. Beberapa penemuan tentang sejarah batik juga di temukan di berbagai belahan dunia lain seperti Tiongkok, India dan Nigeria sekitar tahun 600 – 800 masehi. Di Indonesia sendiri, batik dipercaya telah berkembang sejak masa kerajaan majapahit. Pada kala itu, batik hanya dipakai mereka yang merupakan bagian keluarga ningrat (Royal Family).


https://tradifashion.blogspot.com/2019/01/sejarah-batik-tulis.html 

Batik semakin berkembang dan popular di Indonesia sekitar tahun 1800-an. Pada saat itu semua pengerjaan masih manual, dengan kata lain masih otentik batik tulis yang pengerjaannya bisa memakan waktu 1-2 bulan. Kemudian ditemukan metode lain untuk membatik dengan alat cap/stempel sekitar tahun 1920. Pada saat itulah kaum pria mulai ikut mengembangkan seni batik yang sebelumnya hanya dikerjakan oleh kaum perempuan.
Share:

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Recent Posts

Pages